Oleh: Triry Watuna
Pernahkah
Ayah Bunda berselisih paham atau berbeda pendapat dengan Ananda di rumah? Pernahkah
Ayah Bunda mendapatkan cerita bahwa Ananda sedang bertengkar dengan temannya di
sekolah? Atau pernahkah Ayah Bunda merasa pusing melihat pertengkaran antara Ananda
dengan adik dan kakaknya di rumah?
Jika Ayah
Bunda pernah mengalami beberapa kejadian tersebut. Coba Ayah Bunda perhatikan,
siapakah yang akan meminta maaf duluan? Maukah Ananda meminta maaf atas
kesalahannya? Atau maukah Ananda memaafkan kesalahan orang lain? Jika Ananda terlihat
belum mau meminta maaf atau memaafkan, Ayah Bunda jangan langsung kecewa ya.
Meskipun Ananda sekarang berada di usia remaja, mungkin saja Ananda kita belum
mengerti bagaimana cara untuk meminta maaf atau memaafkan. Namun, belum ada kata terlambat bagi kita
sebagai orang tua untuk mengajarkan Ananda bagaimana cara meminta maaf atau
memaafkan di usia remaja.
Mengajarkan
remaja untuk meminta maaf dan memaafkan adalah langkah penting dan sangat
dianjurkan dalam agama Islam karena dapat membantu Ananda mengembangkan
keterampilan sosial, emosional, dan karakter yang baik.
Meminta
maaf adalah tindakan mengungkapkan penyesalan atas kesalahan yang dilakukan. Meminta
maaf bukan hanya tentang mengucapkan kata-kata, tetapi juga memahami kesalahan
dan berusaha memperbaikinya. Sedangkan, memaafkan adalah sikap untuk melepaskan
perasaan marah, kecewa dan terluka terhadap seseorang atau kelompok yang telah
menyakiti kita. Memaafkan dapat membantu Ananda melepaskan perasaan negatif dan
mengembangkan empati serta merasakan ketenangan dalam hidup.
Berikut langkah-langkah mengajarkan remaja untuk
meminta maaf :
1. Berikan
contoh langsung
Children See, Children Do. Ananda lebih mengikuti contoh
perbuatan yang dilakukan orang tua. Nasihat dan kata-kata orang tua memang
didengarkan oleh Ananda. Tetapi, yang lebih berpengaruh sebenarnya adalah
keteladanan kita sebagai orang tua. Jika Ayah Bunda ingin Ananda terbiasa
meminta maaf, mulailah dengan memberikan contoh. Misalnya, ketika Ayah Bunda tidak
sengaja membentak Ananda, katakan, "Maaf ya Nak, tadi Mama salah."
Dengan begitu, Ananda akan belajar bahwa meminta maaf bukan tanda
kelemahan, tetapi sebuah keberanian.
2. Mengembangkan kesadaran diri dan empati
Ajarkan remaja untuk merenung
sebelum meminta maaf. Bantu remaja untuk mengenali dan mengakui kesalahan
mereka sendiri. Tekankan pentingnya bertanggung jawab atas tindakan dan dampak
yang ditimbulkan. Ajarkan mereka juga untuk mempertimbangkan perasaan orang
lain dan dampak dari tindakan mereka. Tanyakan,
"Bagaimana perasaan temanmu ketika kamu melakukan itu?" atau “Apa
yang terjadi pada dirimu saat kamu melakukan kesalahan itu?” Setelah
kejadian, ajak Ananda untuk berbicara tentang apa yang terjadi dan mengapa itu
salah. Ini membantu Ananda memahami dampak tindakan mereka.
3. Beri apresiasi atas usaha Ananda
Setelah
Ananda meminta maaf, berikan apresiasi atas usaha Ananda. Misalnya melalui pujian
yang tulus. Contohnya, "Mama bangga banget kamu berani minta maaf tadi.
Itu menunjukkan kamu adalah anak yang hebat”. Kalimat ini akan memperkuat
perilaku positif mereka dan mendorong mereka untuk terus melakukannya.
4. Konsistensi
dan kesabaran
Seperti keterampilan lainnya,
meminta maaf membutuhkan latihan dan konsistensi . Berikan kesempatan untuk
berlatih dalam situasi yang berbeda. Ayah Bunda juga harus ingat bahwa belajar
meminta maaf adalah proses yang memerlukan waktu. Bersabarlah dan teruslah
mendukung Ananda dalam perjalanannya.
Lalu, bagaimana cara mengajarkan remaja untuk memaafkan
kesalahan orang lain:
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang
tua untuk mengajarkan Ananda cara memaafkan kesalahan orang lain, yaitu:
1. Memberikan contoh
memaafkan
Ananda akan lebih mudah menyerap pengetahuan ketika
Ananda melihat sendiri kemudian menirukannya. Agar Ananda mau memaafkan, maka kita
sebagai orang tua harus memberikan contoh memaafkan terlebih dahulu. Memberikan
contoh memaafkan bisa dilakukan dengan selalu berkata pada Ananda, “Iya Nak,
Ayah Bunda sudah memaafkan.” Atau bisa juga dengan bahasa tubuh, seperti
mengajak bersalaman dan saling berpelukan.
2. Mengajarkan
menyalurkan kemarahan
Ajarkan Ananda untuk
menyalurkan kemarahannya pada hobi atau bakat yang dimiliki Ananda. Misal: menggambar,
menulis, atau bicara langsung pada orang yang membuatnya marah.
3. Mengajarkan untuk bersikap ikhlas dan sabar
Ajarkan Ananda untuk
menghadapi permasalahan dan kesulitan dengan tenang dan sabar. Ayah Bunda pun
harus mengajarkan Ananda untuk selalu beristighfar saat sedang marah. Ajarkan
Ananda juga agar tidak perlu mengingat dan mengungkit kesalahan orang lain di
kemudian hari
4. Memberi pujian
Remaja senang sekali apabila
mendapat pujian dari orang-orang di sekitar. Jadi, sebagai orang tua, jangan
pernah ragu untuk selalu memberikan pujian kepada Ananda. Dalam hal apa pun,
termasuk ketika Ananda mau memaafkan temannya. Memberi pujian pada Ananda dapat
menjadi motivasi bagi Ananda untuk senang memaafkan orang lain.
Mengatasi Tantangan yang Mungkin Muncul
Mengajarkan
remaja untuk meminta maaf dan memaafkan terkadang tidak selalu berjalan mulus. Akan
selalu ada tantangan yang Ayah Bunda hadapi. Berikut beberapa tantangan yang
mungkin Ayah Bunda hadapi dan cara mengatasinya:
1. Ananda
malu atau takut meminta maaf
Jelaskan kepada Ananda bahwa
meminta maaf bukan tanda kelemahan, tetapi keberanian. Ayah Bunda juga bisa
membantu mereka dengan mendampingi saat mereka meminta maaf. Ayah Bunda juga
bisa mencoba membuat rutinitas malam sebelum tidur, ajak Ananda
merenungkan apakah Ananda telah
melakukan kesalahan pada hari itu. Jika iya, dorong Ananda untuk meminta maaf
kepada orang yang bersangkutan, termasuk anggota keluarga.
2. Ananda
sulit memaafkan
Jika Ananda merasa sulit
memaafkan, berikan waktu. Jika ada orang lain meminta maaf kepada Ananda, sering
kali kita sebagai orang tua langsung mengingatkan Ananda untuk memaafkan.
Bahkan Ayah Bunda cenderung memaksa Ananda untuk langsung memaafkan. Memang
benar, bila Ananda marah harus diingatkan untuk memaafkan. Namun berikan juga Ananda
waktu untuk bisa memberi maaf dengan tulus tanpa terpaksa. Jelaskan bahwa
memaafkan adalah cara untuk menyembuhkan rasa sakit hati, bukan melupakan
kejadian tersebut. Kemudian, cari tahu apa yang membuat Ananda tidak mau atau
menolak memaafkan. Bila Ananda sudah siap, Ayah Bunda bisa jadi perantara untuk
membantu Ananda memaafkan.
Ketika
Ayah Bunda mengajarkan, membimbing dan memberi dukungan kepada Ananda, maka
Insyaallah Ananda dapat belajar untuk meminta maaf dan memaafkan serta membangun
hubungan yang lebih positif dengan orang-orang di sekitar. Ananda juga akan mampu
belajar dari kesalahan dan mengambil hikmah dari setiap kejadian serta mengembangkan
diri menjadi individu yang lebih bijaksana.