Jumat, 31 Januari 2025

Stop Bullying

Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Menurut, Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development, bullying dapat terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psokologis, mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus menerus. Terdapat beberapa jenis-jenis bullying. 

Bullying juga dapat diartikan sebagai bentuk perilaku yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menyakiti orang lain secara sengaja dan berulang kali. Bullying dapat berbentuk tindakan fisik dan verbal yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tiga kata kunci pada bullying, yaitu:

1. Perilaku menyakiti orang lain

2. Secara sengaja

3. Berulang kali dilakukan

Barbara Coloroso (2006:47-50) membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.

2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.

3.  Bullying secara relasional atau sosial; adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar..

4. Bullying elektronik / cyber ; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.

 

Sebab-sebab munculnya perilaku Bullying

1.      Bullying terjadi karena tradisi turun temurun dari senior

2.      Keinginan untuk balas dendam karena dulu pernah mendapatkan perlakuan yang sama

3.      Perasaan ingin menunjukkan kekuasaan dan kekuatan (superior)

4.      Kecewa  karena orang lain tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.

5.      Dorongan untuk mendapatkan kepuasan

6.      Dianggap  menghina atau mengganggu  kelompok tertentu (gank)

 

Dampak negatif bullying bagi orang yang menjadi korban

1.    Terganggu  fisiknya seperti cedera, terluka, sakit, dan sebagainya’

2.   Tertekan psikisnya (kejiwaannya) seperti takut, cemas, rasa tidak nyaman, resah,         tertekan dan gejala tekanan psikis lain.

3.     Pergaulan sosial terganggu, seperti minder, menyendiri, grogi, pendiam dan tertutup.

4.  Terganggu prestasi belajarnya seperti nilai jelek, tidak konsentrasi belajar, lupa mengerjalkan tugas, sampai menurunnya rangking atau tidak naik kelas.

 

Bagaimana Mencegah Bullying

Untuk mencegah agar kita tidak menjadi korban tindakan bullying anatara lain yang dapat kita lakukan adalah :

1.       Hindari membawa atau memakai  barang-barang mahal atau uang yang berlebihan

2.       Jangan sendirian terutama di tempat sepi

3.        Hindari cari gara-gara dengan pelaku bullying

4.      Jangan  berada di dekat dengan orang yang suka melakukan tindakan bullying Kenali dan perhatikan  pelaku bullying

5.      Jangan ikut-kutan  melakukan tindakan bullying dalam bentuk apapun.

 

Sedangkan Untuk melawan pelaku bullying kita dapat mengambil sikap sebagai berikut:

1.  Jadilah orang yang percaya diri dan tunjukan ketahanan diri bahwa kita tidak mau mengganggu dan diganggu.

2.   Bersikap  tenang saat ada yang mengganggu

3.   Jangan biarkan emosi terpancing

4.   Jika melihat ada teman yang menjadi korban, maka tolonglah korban dan laporkan

5.   Lakukan perlawanan diikuti dengan berteriak, lari atau tindakan apapun sambil mencari pertolongan

6.  Catatlah tempat, orang-orang yang terlibat dan jenis gangguan yang mereka lakukan, laporkan pada orang tua atau guru 

 

Selasa, 21 Januari 2025

Orang Tua adalah Guru Pertama bagi Anak

Anak adalah amanah yang dititipkan Allah SWT kepada orang tua. Kehadiran anak merupakan sebuah kebahagiaan yang memberikan begitu banyak doa dan harapan. Namun, di balik kebahagiaan dan doa serta harapan, ada sebuah tanggung jawab besar, berat, dan mulia yang harus orang tua tunaikan kepada anak.

Dalam sebuah hadits yang berbunyi "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani" (HR Bukhari dan Muslim) mengandung makna bahwa anak lahir dalam keadaan fitrah, yaitu suci dan murni. Orang tua adalah yang menentukan agama anak, apakah Yahudi, Majusi, atau Nasrani. 

Hadits ini juga mengingatkan orang tua untuk menjaga dan memelihara amanah yang Allah SWT titipkan kepada mereka, yaitu anak. Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban orang tua tentang amanah tersebut. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dalam pengasuhan, perawatan, perlindungan dan pendidikan.

Tanggung jawab memberikan pendidikan kepada anak tidak cukup hanya dengan menyekolahkan anak di lembaga pendidikan terbaik, membayar guru privat untuk belajar di rumah, menyewa baby sitter, menyiapkan dan menyediakan berbagai fasilitas belajar yang lengkap saja. Orang tualah guru pertama dan utama bagi seorang anak.

Orang tua adalah guru agama, bahasa, dan sosial pertama bagi seorang anak. Orang tua adalah orang yang pertama kali mengajarkan anak mengucapkan kata-kata dan berbahasa. Orang tua adalah orang yang pertama mengajarkan anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Rabu, 15 Januari 2025

Parenting Gen Z: Mendidik Gen Z Menjadi Pemuda Islami yang Cerdas dan Mandiri

Generasi Z, sering disebut sebagai Gen Z, adalah generasi yang lahir setelah Generasi Milenial. Tahun lahir yang umumnya digunakan untuk Gen Z adalah sekitar tahun 1997 hingga 2012. Namun, batasan tahun ini bisa sedikit berbeda tergantung pada berbagai sumber dan penelitian. Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi digital sejak usia dini, serta memiliki karakter yang lebih terbuka dalam berkomunikasi, belajar dan bekerja dibandingkan generasi sebelumnya.

Gen Z mempunyai peran penting dalam membentuk masa depan masyarakat, termasuk dalam mencerminkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sebagai pemuda yang beragama, khususnya pemuda Islami, Gen Z memiliki karakteristik dan peluang yang unik dalam menerapkan  nilai-nilai islam ke dalam kehidupan sehari-hari yang semakin terhubung secara digital. Berikut beberapa karakteristik dan peluang Gen Z sebagai pemuda Islami:

1.   Digital Natives: Gen Z lahir di era digital dan internet, sehingga mereka sangat fasih dalam menggunakan teknologi. Mereka tumbuh dengan akses mudah ke smartphone, media sosial, dan beragam aplikasi digital yang memudahkan komunikasi dan informasi. Gen Z dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menyebarkan nilai-nilai islam melalui media sosial, blog, dan aplikasi islami lainnya.


2. Pengaruh Media Sosial: Media sosial memainkan peran besar dalam kehidupan Gen Z. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube adalah sumber utama hiburan, informasi, serta tempat untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain. Akses yang lebih mudah dalam mencari dan mendapatkan informasi memungkinkan Gen Z untuk lebih mendalami pengetahuan tentang islam. Mereka dapat menggunakan berbagai platform online untuk mempelajari Al-Quran dan hadist yang dapat memperdalam pemahaman tentang agama.


3.  Kemandirian dalam Belajar: Berkat akses informasi yang melimpah, Gen Z lebih mandiri dalam mencari pengetahuan. Mereka sering menggunakan internet untuk mempelajari hal-hal baru dan mengembangkan keterampilan secara otodidak.


4.  Kepemimpinan: Gen Z memiliki potensi untuk menjadi pemimpin masa depan yang membawa perubahan positif. Mereka dapat menginspirasi sesama melalui tindakan nyata dan menjadi panutan dalam mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.


    Dengan karakteristik dan peluang-peluang tersebut, Gen Z memiliki kemampuan untuk menjadi agen perubahan yang memperkuat nilai-nilai islam dan menerapkannya dalam kehidupan modern yang terus berubah.

Lalu bagaimana pola asuh atau parenting yang cocok untuk mendidik Gen Z menjadi pemuda islami yang cerdas dan mandiri?

Mengenali Potensi Diri Remaja: Menggali dan Mengembangkan Bakat dan Minat Remaja Untuk Masa Depan yang Lebih Cerah

“Belakangan ini, anak remaja saya yang saat ini duduk di kelas 9 sering kali membuat saya khawatir. Bukan karena pergaulannya, karena insya ...