Anak adalah amanah yang dititipkan Allah SWT kepada orang tua. Kehadiran anak merupakan sebuah kebahagiaan yang memberikan begitu banyak doa dan harapan. Namun, di balik kebahagiaan dan doa serta harapan, ada sebuah tanggung jawab besar, berat, dan mulia yang harus orang tua tunaikan kepada anak.
Dalam sebuah hadits yang berbunyi "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani" (HR Bukhari dan Muslim) mengandung makna bahwa anak lahir dalam keadaan fitrah, yaitu suci dan murni. Orang tua adalah yang menentukan agama anak, apakah Yahudi, Majusi, atau Nasrani.
Hadits ini juga mengingatkan orang tua untuk menjaga dan memelihara amanah yang Allah SWT titipkan kepada mereka, yaitu anak. Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban orang tua tentang amanah tersebut. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dalam pengasuhan, perawatan, perlindungan dan pendidikan.
Tanggung jawab memberikan pendidikan kepada anak tidak cukup hanya dengan menyekolahkan anak di lembaga pendidikan terbaik, membayar guru privat untuk belajar di rumah, menyewa baby sitter, menyiapkan dan menyediakan berbagai fasilitas belajar yang lengkap saja. Orang tualah guru pertama dan utama bagi seorang anak.
Orang tua adalah guru agama, bahasa, dan sosial pertama bagi seorang anak. Orang tua adalah orang yang pertama kali mengajarkan anak mengucapkan kata-kata dan berbahasa. Orang tua adalah orang yang pertama mengajarkan anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.