Sabtu, 10 Desember 2011

Gangguan Makan

Gangguan makan terjadi dari beberapa perilaku makan berupa perilaku mengurangi makan hingga pada perilaku mengkonsumsi makanan secara berlebihan.

Pola perilaku ini disebabkan oleh pengaruh stress atau disebabkan oleh beberapa faktor pengkondisian bentuk tubuh tertentu.
Individu yang memiliki gangguan makan biasanya mereka makan dalam porsi tertentu, dalam jumlah kecil atau banyak, akan tetapi dorongan-dorongan kuat untuk melakukan perilaku tersebut merupakan permasalahan yang tidak bisa dikontrol oleh dirinya.

Gangguan makan biasanya dimulai pada awal dewasa, beberapa laporan menyebutkan bahwa gangguan tersebut juga muncul di awal masa kanak-kanak yang berlanjut pada usia dewasa. Gangguan makan yang terjadi pada masa kanak-kanak biasanya mereka sembunyikan dari orangtua.

Gangguan makan dibagi dalam 3 tiga tipe yakni anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan gangguan makan yang tidak terdefinisi.

Pada umumnya penderita anoreksia mempertahankan bentuk tubuhnya untuk tetap kurus, dalam bentuk ekstrim mereka beranggapan bahwa semakin seseorang maka semakin baik. Sebagian besar anoreksi mengidap pada wanita seumur hidupnya. Bila penderita anoreksi mengurangi jumlah makan sebaliknya pada penderita bulimia makan dalam jumlah besar yang diikuti dengan muntah atau sengaja untuk muntah.

Gangguan makan dalam bentuk lain adalah overeating compulsive, yakni perilaku makan secara berlebihan, perilaku tersebut tidak dapat dikontrol oleh individu bersangkutan, biasanya individu akan terus melakukan kebiasaannya meskipun telah mencapai obesitas bahkan sampai sakit. Gangguan ini mengidap pada pria sebagian besarnya. Frekuensi gangguan makan kadang muncul secara beriringan dengan gangguan psikologis lainnya seperti depresi, terlibat dalam kekerasan atau ganguan kecemasan. Disamping itu individu dengan masalah makan ini kadang juga rentan dengan gangguan kesehatan seperti gagal ginjal, bahkan sampai pada kematian.

GEJALA

1.     Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa adalah jenis gangguan makan dimana individu menjaga bentuk tubuhnya agar tetap kurus atau untuk lebih kurus lagi dibawah berat normal. Individu dengan anoreksia nervosa sangat takut dirinya bertambah berat badan, ia akan mempertahankan rasa lapar secara ekstrim, bila ia merasa makan agak berlebihan maka ia akan segera memuntahkannya.


Beberapa gejala Anorexia :

y      Penurunan berat badan secara drastic
y      Diet ketat
y      Takut dirinya gemuk atau bertambah berat badan
y      Memperhitungkan secara detail kalori dan gizi
y      Cenderung untuk makan sendiri
y      Olahraga ketat
y      Rambut mudah rontok
y      Depresi
y      Siklus menstruasi tidak teratur
y      Anemia
y      Tekanan darah rendah


2)   Bulimia Nervosa

Bulimia Nervosa adalah jenis gangguan makan dimana individu makan dalam jumlah melebihi porsi normal atau secara berlebihan, perilaku makan tersebut sebagai akibat individu kesulitan dalam mengontrol keinginannya untuk berhenti makan. Selanjutnya individu akan memuntahkan, atau makan obat pencuci perut karena khawatir akan obesitas.

Beberapa gejala Bulimia Nervosa :

y      Makan secara berlebihan
y      Diet dan olahraga berlebihan
y      Sering ke kamar mandi
y      Sering melakukan evaluasi diri terhadap berat tubuh
y      Sering memakai obat pencuci perut sebagai cara menurunkan berat badan
y      Gangguan dan sering sakit gigi
y      Dehidrasi
y      Depresi dan sering terjadi perubahan mood
y      Sering gembung atau sesak karena kekenyangan

3) Overeating compulsive

Individu dengan gangguan overeating compulsive juga dikenal dengan sebutan binge-eating disorder merupakan bentuk dari perilaku makan dimana individu seperti kehilangan kontrol terhadap nafsu makan. Tidak seperti gangguan bulimia, individu dengan gangguan overeating ini tidak melakukan kegiatan apapun untuk menguruskan badannya. Akibatnya, kebanyakan individu dengan gangguan ini mengalami berat badan berlebihan (obesitas).

Beberapa gejala Overeating Compulsive :
y      Makan berlebihan dari jumlah waktu makan orang secara normal
y      Makan dalam jumlah porsi yang lebih besar meskipun tidak lapar
y      Makan sampai kekenyangan
y      Lebih menyukai makan sendiri
y      Distres
y      Makan banyak yang tidak diimbangi dengan olahraga

PENYEBAB

Faktor penyebab kemunculan gangguan makan tidak diketahui secara pasti, dugaan sementara sama halnya dengan gangguan neurologi lainnya, gangguan susunan sistem syaraf dalam otak yang mempengaruhi perilaku tidak normal. Pengaruh genetika juga dianggap salah faktor yang mempengaruhi gangguan ini.

Rendahnya kepercayaan diri dan kontrol diri, depresi, kecemasan, kendali amarah, hidup dalam kesendirian merupakan faktor-faktor psikologis yang memungkinkan penyebab munculnya gangguan makan.

Permasalahan hubungan interpersonal antar sesama anggota keluarga dan hubungan personal dengan orang lain, memiliki hubungan riwayat terbentuknya gangguan. Kekerasan fisik dan pelecehan seksual dalam keluarga dapat memicu trauma dengan kompensasi cara makan yang salah.

Faktor sosial juga ikut memberi peranan terhadap gangguan makan, adanya pandangan bahwa pria atau wanita harus memiliki tubuh yang ideal, kurus sebagai suatu standar kecantikan, telah membuat pria dan wanita membentuk tubuhnya dengan cara-cara tidak seimbang dengan kesehatan. Misalnya saja pada gangguan anoreksia yang sangat takut terjadi peningkatan berat badan, mereka secara ekstrim melakukan diet untuk tetap kurus, pada penderita bulimia yang terobsesi dengan berat badannya, tetap melakukan makan akan tetapi melakukan diet dan olahraga keras agar tidak terjadi penambahan berat badan. Sebaliknya pada gangguan makan kompulsif merasa ketidakberdayaan untuk makan melebihi porsi normal sehingga terjadi obesitas yang tidak seimbang antara tinggi badan dan tinggi, bahkan diantaranya sampai pada sakit.

TREATMENT (CARA MENGATASI) :

Treatment pada gangguan anokresia dilakukan dengan tiga tahap; tahap pertama adalah mengembalikan berat badan dalam keadaan seimbang dan normal, cara pandang terhadap diri sendiri (seperti meningkatan harga diri dan menghadapi konflik interpersonal) dan menghilangkan kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan kembali.

Obat-obat medis diperlukan bila gangguan tersebut disertai dengan ganguan psikologis lainnya seperti gangguan kecemasan, depresi atau gangguan mood lainnya. Perawatan rumah sakit biasanya tetap dibutuhkan, misalnya pada penderita gangguan anoreksia, sebagian besar anoreksia akut dapat mengakibatkan kematian akibat komplikasi beberapa gangguan kesehatan lainnya, dehidrasi, disamping itu adanya dorongan bunuh diri pada pasien.

Penggunaan jenis obat antidepressant seperti fluoxetine (Prozac) dianggap efektif dalam menghambat perilaku kompulsif makan dan akan menekan dorongan makan yang ada pasien bulimia yang mengalami gangguan kecemasan atau depresi. Cognitive behavioral therapy (CBT) dilakukan dapat mengurangi dorongan-dorongan makan yang tidak terkendali dan menghambat kembali munculnya hasrat tersebut. Terapi CBT diberikan dengan metode terapi kelompok efektif dalam menghilangkan kebiasaan makan berlebihan. 

Terapi keluarga akan membantu dalam men-support pasien, beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin kuatnya dukungan dari anggota keluarga maka akan semakin cepat penyembuhan penderita gangguan makan.

Terima kasih telah membaca ... :)
~3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar