Di hari
yang cerah. Kala langit biru bersih, si Kecil Mungil pergi ke sebuah sungai.
Air sungai sungguh jernih. Si Kecil Mungil melempari batu-batu kecil dari tepi
sungai ke arah arus air yang tidak deras. Hingga munculah bunyi kecipak air
yang terpecah. Saat itu, lewat seekor kuda yang kemudian melihat Kecil Mungil
yang sedang duduk-duduk.
"Huahahahaha..tubuhmu
kecil sekali.", kata si Kuda
"Lalu
mengapa kalau tubuhku kecil..?", Kecil Mungil menatap Kuda dengan
pandangan tajam.
"Hehehe..
jangan tersinggung ya. Dengan tubuh sekecil itu, kau tidak akan bisa lebih
cepat dariku, untuk sampai ke lembah sebelah sana.", ejek si Kuda sambil
terkekeh. Kecil
Mungil, memandang ke arah yang ditunjuk oleh Kuda. Lalu berkata, "Siapa
bilang begitu..? Tentu saja aku bisa lebih cepat.", ujar Kecil Mungil.
"Hahahahaha..
aku ini, kuda tercepat di kelompokku. Makhluk sekecil
dirimu, tidak akan mungkin mengalahkan kecepatanku. Kau ini, ada-ada
saja.", Kuda mencibir ke arah Kecil Mungil. "Hmm.. kita buktikan saja. Bagaimana kalau pekan depan, kita berlomba
cepat-cepatan. Siapa yang sampai lebih dulu di lembah, dialah pemenangnya.",
tantang si Kecil Mungil. "Hihihi.. Aku pasti menang, karena aku tinggi dan besar. Juga paling
cepat. Kecil Mungil seperti dirimu ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan
diriku.", Kuda menyombongkan dirinya. "Kita bertemu di sini pekan
depan. Bersiaplah untuk kalah. Huh..!!", Kuda memalingkan muka, dan
berlalu pergi.
Dalam perjalanan pulang ke rumah. Kecil Mungil berpikir.
Bagaimana caranya, aku bisa lebih cepat dari Kuda ya..?? Kecil Mungil terus
berpikir. (Pertanyaan ini aku ajukan kepada teman-teman kecilku, yang kemudian
antusias memberikan jawabannya. "Coba teman-teman bantu Kecil
Mungil.. Berpikir.. berpikir.", kataku. "Sepeda motor, bu.".
"Berpikir..berpikir.", kataku lagi. "Motor Rossi, bu.",
"Ayooo, berpikir lagi.", pancingku."Pesawat jet, bu.",
"Terus berpikir.", kataku. "Mobil, bu." dan beberapa
jawaban yang lain)
Setelah
diskusi pendek antara si Kecil Mungil dengan teman-teman kecilku. Maka
diputuskan, Kecil Mungil akan menggunakan mobil sebagai alat balapannya dengan
si Kuda. Hari
balapan tiba. Kuda telah sampai lebih dulu di tepi sungai. Dia melihat
kedatangan Kecil Mungil yang berada di dalam sebuah benda aneh. "Benda
aneh apayang kau pakai itu..?", tanya Kuda. "Ini namanya,
mobil.", jawab Kecil Mungil. "Kau
pikir bisa mengalahkan aku dengan benda kotak ini.", Kuda meringkik,
mengangkat kakinya tinggi, sambil menggeleng-geleng. "Ayo kita mulai saja.
Tidak sabar aku melihat kau kalah. Huwahahaha."
Balapan pun dimulai.
Kuda melaju lebih dulu. Dia berlari sekencang mungkin. Hingga dilihatnya,
benda aneh yang disebut mobil itu, mulai mendekat. Kecil Mungil menengok Kuda
dari jendela mobilnya. "Kudaaaa, perhatikan ya, ini namanya
gaaaaassssss.", Kecil Mungil menginjak gas mobilnya agar berjalan lebih
cepat dan sampai di lembah tujuan lebih dulu.
*****@*****
Orang-orang sombong, menggunakan otaknya hanya untuk mengingat kemampuan yang ada pada dirinya. Dan mereka hanya mengetahui, sebatas apa yang mereka mampu. Mereka tidak merasa perlu memiliki lebih dari yang dimilikinya. Karena, sudah cukup bagi dirinya. Sehingga ia, tak akan melihat ada kemampuan lain yang melebihi kemampuannya.
Orang-orang sombong, menggunakan otaknya hanya untuk mengingat kemampuan yang ada pada dirinya. Dan mereka hanya mengetahui, sebatas apa yang mereka mampu. Mereka tidak merasa perlu memiliki lebih dari yang dimilikinya. Karena, sudah cukup bagi dirinya. Sehingga ia, tak akan melihat ada kemampuan lain yang melebihi kemampuannya.
Sedangkan
seorang yang terlepas dari kesombongan, menggunakan otaknya untuk mencari hal
lain, yang akan membuat kemampuannya semakin baik. Ia menyadari bahwa
kemampuannya bukanlah apa-apa. Bahwa, jika ia adalah puncak gunung, maka di
atasnya ada langit. Jika ia langit pertama, maka ada langit yang kedua. Jika ia
ada di langit kelima, sesungguhnya.. langit itu ada tujuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar